Rabu, 18 Mei 2011

Ciri-Ciri Kecanduan Jejaring Sosial Facebook

Jika sudah keasyikan dengan social networking seperti Facebook, kamu jangan lupa dengan dunia nyata sebenarnya. Beberapa psikolog malah mengkhawatirkan dampak ketergantungan terhadap Facebook bisa mengganggu mental seseorang, meski sebenarnya bukan hanya situs Facebook yang digandrungi setiap orang.

Nah, berikut beberapa ciri kecanduan Facebook yang disadur dari beberapa media online di internet. Coba cek, apakah kamu termasuk salah satunya?

1. Facebook telah menjadi homepage internet di komputer, handphone maupun laptop kamu.
2. Kamu mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman.
3. Daftar teman kamu sudah melebihi angka 500 orang dan setengahnya hampir tidak dikenal.
4. Bila sedang jauh dari komputer kamu selalu ingin mengecek Facebook melalui BlackBerry, iPhone, atau smartphone lainnya.
5. Rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari, meski ia tidak mengirimkan pesan atau nge-tag kamu di foto, video, note maupun lainnya.
6. Kamu mengubah profile foto lebih dari 1-2 kali dalam seminggu.
7. Kamu membaca tulisan ini sambil mengecek Facebook.
8. Kamu membersihkan “wall” agar terlihat sudah lama tidak masuk ke Facebook.
9. Kamu menjadi anggota lebih dari 10 grup dan merespons setiap undangan meski sebenarnya tak berminat.
10. Kamu mengubah status hubungan hanya untuk meningkatkan popularitas di Facebook.

Minggu, 15 Mei 2011

Kutu Busuk (Tumbila) Amerika pindah ke Lebanon

Kalau kita perhatikan judul tersebut di atas kelihatannya masalah yang sepele yaitu mengenai hewan kecil bernama Kutu Busuk alias Tumbila. Pengalaman di Indonesia sih sudah Tempo Doeloe atau Zaman Baheula tapi kalau di Amerika Serikat, Hongkong, dan Inggris ceritanya saat ini (ggk tahu mana yang ketinggalan). Istilah Kutu busuk juga sering digunakan bagi orang atau kelompok yang suka cari kesempatan dari celah-celah kehidupan/kegiatan untuk mengambil hak orang lain.
Menurut berita di Harian Media Indonesia, berjudul “Kutu Busuk Hebohkan Amerika Serikat” – Hama kutu busuk ternyata juga ada di Amerika Serikat yaitu sebuah toko olah raga terkenal di New York terpaksa ditutup sementara setelah kutu busuk dilaporkan berada di dalamnya. Petugas pengendali hama mengatakan New York memang merupakan pusat penyebaraan binatang pengisap darah itu (cat. : tak disangka yakh) …….
Berita di Amerika Serikat tersebut kita potong dulu, karena kisah mengenai Kutu Busuk alias Tumbila alias Tinggi alias Bed Bug di Indonesia-pun tidak kalah serunya, kita mulai …..
  • Penghisap darah itu tidak perlu serem seperti Drakula, Vampire, Kelelawar Penghisap Darah dlsb. tetapi yang tidak asing lagi dan tidak seram tampangnya adalah nyamuk, sedangkan yang geli/jijik adalah lintah, yang merupakan amal dan berpahala karena untuk menolong sesama adalah ketika donor darah (petugas kesehatan). Memang yang tidak seram selain nyamuk ada juga yang ketinggalan, binatang ini bukan tidak asing lagi di jamannya malahan menjengkelkan karena merupakan “musuh dalam selimut” yaitu Kutu Busuk alias Tumbila alias Tinggi alias Bed Bug yang mewabah sejak jaman Penjahan Jepang (1943) sampai tahun awal 1960-an.
  • Jaman Penjajahan Jepang pun ada 2 macam serangga penghisap darah tersebut (sesuai maksud topic tulisan ini, selain nyamuk dlsb) yaitu “Tuma” namanya di daerah saya (sedang nama latin belum nemu) dan Kutu Busuk alias Tumbila alias Tinggi bentuknya relative kecil dibawah 1 cm-an (kalau Tuma tahu dari cerita mulut dari mulut ke mulut karena awal 1950-an pun sudah “punah” -?-).
  • Binatang Tuma yang warnanya agak putih (silver ngkali, kalau jaman millennium mah), senangnya di sela-sela/lipatan/jahitan kain – apalagi Jaman Jepang krisis kain baju sehingga banyak pakaian dibuat dari kain goni/karung- sehingga strategis sekali untuk gigit bagian tubuh – bawah, tengah, atas - , dan tak jarang kulit menjadi korengan karena gatal digaruk kuku/jari (coba aja tanya ke Nenek, kalau pembaca ABG).
Yang di kupas di selanjutnya adalah Kutu Busuk atau Tumbila , kenapa? Karena sesuai topic awal tulisan ini …
  • Kutu Busuk/Tumbila/ tinggi/ketinggi/kepinding/bed bug, bahasa latinnya adalah Cimex lectularius (filum dan familinya?).
  • Bentuk tubuhnya sederhana seperti kepinding pada umumnya, berkaki delapan, perutnya agak bulat yang berfungsi sebagai penampung darah hasil isapannya. Si perut sangat elastis, bisa menggembnung besar setelah mengisap darah. Di ujung kepalanya terdapat 2 taring tajam untuk menggigit kulit kita. Ukurannya antara 5-15 mm. Berwarna coklat muda-tua (maron ngkali), perutnya belang-belang.
  • Habitat hidup di dekat makhluk hidup antara lain manusia dan kelalawar (yang belakangan sih katanya begitu), suka nyelip di pinggiran/celah
  • kasur kapuk, sprei, dan kursi rotan (sangat populer dulu), celah sambungan pada kursi kayu. Dia suka bersarang dilipatan-lipatan bantal, kasur atau selimut sehingga cocok disebut “musuh dalam selimut” atau biar agak erotis “musuh satu ranjang”.
  • Makanan utamanya adalah darah manusia (belum peroleh pustaka untuk isap darah selain manusia atau makanan yang lainnya).
  • Ketahanan hidup atau struggle of life, …… inilah yang paling salut, yaitu mampu berpuasa sampai berbulan-bulan (puasa sebulan saja diakhiri dengan Lebaran dengan makan enak dan baju baru), sampai ada mangsa untuk diisap darahnya, sampai-sampai badannya pipih.
  • Biasanya yang digigit adalah paha bagian bawah –maaf bukan bagian atasnya, walau kadang-kadang, ngbandel - yang menyentuh kursi dan dampak dari gigitan ini (dampak seperti nuklir saja) kalau banyak pada bagian yang diserang seperti kulit kita kena kaligata. Karena jengkelnya maka orang Betawi lebih lugas lagi kalau digigit berteriak (sorrry) “Bangsat!, maka tidak heran kalau manusia yang diteriakin “Bangsat, Lu” dianggap sifatnya seperti kutu busuk nyelip-nyelip cari kesempatan.
  • Orang Bandung menyebutnya “tumbila”, sehingga untuk hal ini ada sebuah lagu kocak jadul bertitel 'Tumbila Diadu Boksen' – merupakan kalimat awal/kiasan dari syair lagu. Kaitan Tumbila dengan dengan judul lagu Tumbila Diadu Boksen ciptaan Kosaman Djaya (?) Lagam/Kawih bahasa Sunda yang dilantunkan oleh Upit Sarimanah, “ Tumbila diadu boksen. Ditonjokan ku adina. Beuki lila eta beuki bosen ... dst-dst-dst. Arti lagu ini walau dalam kiasan yaitu saking jengkelnya (sama seperti orang Jakarta) terhadap Tumbila ngebunuhnya pun tidak cukup begitu saja tetapi “harus digencet oleh 2 sarung tinju”, sadis yakh … walaupun belum tentu mati.
  • Ada lagi istilah Tum-Tum bukan setum –mesin giling- Bil-Bil bukan mobil, La-la bukan bola /benang, jadinya TUMBILA.
Ceritanya panjang juga yakh, mungkin kalau di Amerika Serikat tulisan ini bisa dijadikan bahan presentasi …
  • Jaman bioskop ditonton oleh paling sedikit 150 orang (belum cineplex), kursinya dibuat dari anyaman rotan, jadi sarang kutu busuk yang ideal. Kalau Anda mau nonton film pada masa itu, anda kudu bawa koran untuk alas duduk anda. Kalau ndak bawa, ya pastilah paha anda akan penuh dengan bentol-bentol hasil karya para kutu busuk penghisap darah itu, yang jelas Si Kutu busuk ikut migrasi dengan media transportasi pakaian Anda.
  • Atau kita lipat potongan Koran selanjutnya masukka ke sela-sela kayu yang penuh Tumbila yang sudah kenyang dan Koran tersebut digeser-geser maka Koran menjadi merah karena darah binatang tadi atau darah Anda sendiri.
  • Tadi telah dikupas yang paling salut, tetapi kalau yang ini adalah “yang agak erotis” atau “yang paling menarik” - apalagi kalau selebritis – yaitu mengenai perkembang biakan. Sulit menentukan mana jantan mana betina karena hampir semua tumbila bertelur/beranak, serta ….. belum pernah lihat “atraksi” dalam rangka perkembang biakan – rapih juga yakh sampai tidak tertangkap kamera, kalau ada boleh juga … copy filenya-, mungkin gambar di internet pun ada tapi tidak tertelusuri.
  • Perkembangbiakannya relative cepat dengan satu betina bisa bertelur sampai puluhan dengan masa hamil ngak tahu setiap berapa minggu (waktu itu saya tidak sedang mengadakan penelitian), tapi pokoknya setiap paling lama 2 minggu sekali sudah banyak telurnya (putih putih berkelompok yang nempel di kasur atau papan baik tempat tidur, kursi dlsb)….
  • Pada jaman keemasannya, tidak heran kalau kalau hari panas banyak lihat orang yang menjemur papan atau kasur tempat tidur untuk membasmi sang Tumbila, yang antara lain kasurnya digebukin pakai penggebuk kasur.
  • Tehnik serangan Si Penghisap darah yang satu ini yaitu kalau tempat tidur sudah ditinggal lama dan kebetulan banyak telur Kutu Busuk yang sudah netas, kemudian ada orang yang tidur maka bagaikan tentara Pasukan Rommel dalam Perang Dunia ke-2 (?) mereka datang bagaikan tank-tank yang siap menyerang musuh dan mereka kembali ke tempat semula dengan perut gendut penuh darah. Yang paling gatel itu tu yang masih kecil-kecil alias anak-anaknya, sehingga bikin orang tidak akan bisa tidur.
  • Di Indonesia, kutu busuk mengalami jaman keemasan pada periode 1945-65-an, kabarnya dibawa pertama kali oleh tentara Jepang.
Cerita berikutnya yaitu kegelisahan akibat Kutu Busuk selain di Amerika Serikat tapi di luar sono ….
  • Cerita di Hongkong. Hewan kecil yang tampaknya imut-imut ini ternyata banyak berkeliaran di shelter-shelter (penampungan TKW yang tertimpa masalah), yang bercerita tersebut awalnya sungguh tak percaya, masa iya sih hari gini ada tumbila? di Hong Kong pula, sebuah negeri yang lebih modern dibandingkan kota-kota besar yang ada di Tanah Air (Kompasiana tahun 2010/07/27).
  • Para bule menamainya 'bed bug', mestinya sebab mereka suka ikut tidur di bed dan selimut juga. Kabarnya pernah ada satu hotel di Amerika dituntut oleh tamunya, sebab si tamu digigiti dan dihisap darahnya oleh para vampire 'bed bug' yang memang 'bad' itu!
  • Menurut Jawapos.co.id. (27 Agustus 2008), warga Inggris juga terguncang karena ulah kutu busuk ini, maklum hewan kecil itu selalu hadir menemani perjalanan mereka sehingga perjalanan jadi tidak nyaman. Celakanya makhluk kecil itu seolah terus membuntuti tak peduli kendaraan umum apapun jenisnya seperti kereta api atau bus, bahkan pesawat terbang. Menurut hasil riset yang dilakukan perusahaan pengendali kutu terbesar di Inggris Rentokil, jumlah kutu busuk di trasportasi umum meningkat drastis tahun 2007. Sedangkan menurut berita yang dilansir Time, Rentokil mencatat peningkatan panggilan hingga 40 persen khusus untuk membasmi kutu di kendaraan. Lebih dari dua per tiga di antaranya melibatkan kutu busuk. Sekitar 25 persen panggilan itu datang dari perusahaan penerbangan, 59 persen di bidang pelayaran, dan 9 persen dari perkeretaapian. Panggilan untuk mengatasi gangguan di kapal pesiar juga ada bedanya, di sini yang mengganggu adalah tikus dan kecoa. Kutu busuk di Inggris ini sama aja seperti di Indonesia (jaman tempo doeloe) dikenal suka tinggal di celah-celah sempit, terutama lipatan kasur. Kini, lipatan kursi mobil, bus, dan pesawat terbang pun jadi tempat nyaman bagi mereka, bahkan suka ngendon di sabuk pengaman dan barang-barang bawaan penumpang (nakh … kalau yang pesawat ini tempo dulu kurang termonitor).
Betul juga cerita tentang Kutu Busuk atau Tumbila ini bisa untuk presentasi kalau di Amerika, kita lanjutkan …..
  • Kalau mematikan binatang ini apalagi kalau yang sudah gembung dipijit dengan jari dan darahnya menempel “mau tidak mau kita dipaksa harus” mencium jari yang berdarah tersebut yaitu untuk memastikan bahwa binatang itu sudah pejet dan mati. Dan ketika dibunuh akan meninggalkan bau busuk yang sangat menyengat.
  • Pembasminya waktu itu papan sarangnya diolesi dengan minyak tanah (ini tidak bisa diganti dengan gas), tetapi anehnya dua minggu berikutnya mereka sudah ada yang dewasa, nenek-nenek mungkin (nggak tahu mana yang jantan) karena hampir semua produktif untuk bertelur, serta jarang terlihat “atraksi” untuk kelangsungan hidup.
  • Penyebarannya nempel di baju atau badan sehingga berpindah dan menyebar dari satu tempat ke tempat lain. Saya kira baik rumah kumuh, sederhana, semi bagus bahkan penginapan dan hotel pun tidak terlewatkan untuk jadi tempat tinggalnya.
  • Suatu waktu ada system semprot (yang digendong seperti untuk semprot hama) datang ke rumah-rumah dengan imbalan bayaran, nakh … hasil penyemprotan itu dampaknya bisa berbulan-bulan (sampai 6 bulan ngkali) hama tadi habis satu generasi dari mulai neneknya sampai telur-telurnya serta pendatang baru pun tidaka adan (emangnya habis lebaran).
  • Selanjutnya datang masa Baygon …. Semprotkan Sayaang …. dan sejak itu pula kabar Si Kutu ini nyaris tidak terdengar (emangnya Panther).
  • Jadi kalau ada anggapan bahwa kasur sekarang bebas Si kutu karena tidak pakai kapuk lagi ini kurang tepat, adapun penyebab kepunahannya disebabkan karena sudah ada racun yang ampuh (misalnya Baygon), sehingga sekali semprot saja maka lingkungan bebas dari si kutu busuk sampai setengah tahunan samapi ke telur-telurnya.
  • Memang pemakaian jenis kasurpun sudah kurang kondusif lagi bagi mereka, juga kursi alas rotan juga sudah jarang ditemukan (rotannya diekspor terus, jangan-jangan AS mendapat migran kutu busuk pertama juga sebab mereka ikut di perabotan rotan?).
  • Waktu itu ada juga yang memanfaatkan situasi dengan cara membuat dan menjual 'obat' pembasmi kutu busuk oplosan berupa minyak tanah, dicampur kamper. Satu merek yang terkenal adalah 'Tek-sek', maksudnya sih, sekali oles itu obat, kontan kutu busuk klenger n mblenger
  • Yang lucu, biasanya si kutu itu akan dicari setelah menggigit Anda setelah ketemu dan ditangkap selanjutnya memites/pencet (apa bahasa Indonesia yang benernya ya?) sampai gepeng dan pecah perutnya yang gembung berisi darah selanjutnya … selanjutnya jari yang kena darah tersebut dicium oleh hidung … dan baunyapun bisa Anda bayangkan, hal tersebut dilakukan setiap saat habis KILL, kata satu sumber mungkin ini SOP (Standard of Procedure)-nya yang baku dan kudu diikuti. Tapi menurut hasil analisa perkiraan, hal tersebut dilakukan untuk meyakinkan bahwa binatang tersebut sudah mati (kalau dalam pelaksanaan hukuman mati baik tembak, pancung maupun gantung tugas ini adalah dokter yang menyatakan bahwa obyek telah betul-betul mati), serta secara psikologis (ini tugas psikiater) didorong oleh rasa puas yang merupakan pelepasan dari kejengkelan.
  • Sehingga ada peribasa lokal teka-teki berbunyi 'sego sekepe dirubung tinggi', kalau di Priangan mah “sangu sakeupeul di riung ku tumbila” arti ke duanya sama yaitu nasi sekepal (tangan) dikelilingi kutu busuk yang artinya adalah buah Salak, nakh … nakh … betul nemu ide baru niiikh ... untuk nerangin bentuknya yaitu seperti lempengan kulit salak (satu buah salak bisa terdiri dari puluh atau ratusan lempeng yang mirip tumbila), itulah bentuk yang paling mirip.
  • Istilah Kutu busuk juga sering digunakan bagi orang atau kelompok yang suka cari kesempatan dari celah-celah kehidupan/kegiatan untuk mengambil hak orang lain
Kita lanjutkan lagi ceritanya di AS ……
Laporan munculnya kutu busuk meningkat di AS selama beberapa tahun terakhir karena kutu busuk sudah kebal terhadap pestisida. Kutu busuk dilaporkan muncul di bioskop, gedung perkantoran, toko, perumahan biasa, sampai apartemen mewah (cat. : kalau gitu … sammma donk dengan di Indonesia … tapi … tempo doeloe).

Untuk menanggulangi nya para pakar serangga pekan ini akan berkumpul di Chicago dalam sebuah acara yang disebut “Pertemuan Puncak Kutu Busuk Amerika Utara 2010” – catatan : dari judul tersebut yang mau seminar kutu busuk atau orangnya ?-. Pengelola Hotel Hyatt Rosemont tempat pertemuan berlangsung mengaku tidak khawatir meski beberapa pakar akan membawa kutu busuk ke tempat pertemuan “Mereka adalah pakar dan professional yang sudah pasti tahu cara membawa dan menyimpan kutu busuk itu dengan aman”. Kata Aaron Bastabie, direktur penjualan hotel itu. (Harian Media Indonesia, 23 September 2010) – catatan : waktu penulisan surat kabar ini masih hangat -.
Nakh begitulah ceritanya...
Catatan :

  • Untuk saat ini di Indonesia tidak ada kedengaran lagi “kasus kutu busuk alias tumbila” walaupun banyak perumahan kumuh atau emperan, karena mudah saja membasminya yaitu dengan menyemprotkan desinfektan seperti Baygon, Hit dlsb-dlsb., dijamin aman deh untuk beberapa bulan. Masa di Amerika Serikat tidak ada obat pembasmi hama tersebut, …. Tapi kutu busuk yang sekarang ini lebih canggih katanya yaitu “tahan desinfektan” mirip-mirip penyakit AIDS ngkali.
  • Nakh …. Pertanyaannya “apakah Indonesia akan kedatangan tamu baru yang tahan desifektan tersebut atau tidak?, kalau YA, kapan?”.
  • Kalau jawabannya Ya dan Kapan-nya menjadi sekarang, maka terulang lagi tragedi pembunuhan massal dan sadis melalui prosedur ”cium jari” dengan versi yang lebih baru dan tahan desifektan.
  • Cuma lagunya untuk yang akan datang bukan “tumbila diadu boksen ….” tetapi mungkin “ Geregetan .. oy .. oy geregetan …. aku gerregetaaan ....” seperti lirik lagunya penyanyi Sherina.

Jumat, 06 Mei 2011

Jalan-jalan ke Rumah Gibran


Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam dari Kota Beirut, tibalah di Museum Kahlil Gibran, di Lembah Kadisha. Di sana pula Gibran dikebumikan.

Museum dan makam tersebut merupakan bekas bangunan biara para Rahib Karmelit yang dibangun akhir abad ke-17 dan selesai tahun 1862, kata kurator Museum Gibran Wahib Keyrouz.

Museum dan makam tersebut terdiri atas 16 ruang di tiga lantai dan berakhir di ruang peristirahatan terakhir Gibran. Setiap ruang dan lantai dihubungkan lorong-lorong dan tangga-tangga batu untuk naik dan turun.

Setiap ruang menggambarkan kehidupan dan karya-karya sang pujangga yang lahir di Desa Bsharri pada 1883, termasuk perabotan yang digunakannya saat Gibran tinggal di New York.





Foto : Sonny'S

KAHLIL GIBRAN-NAUNGAN KASIH SAYANG


Bangunlah di dalam angan-angan,
sebuah atap di tengah hutan,
sebelum rumah kau dirikan dalam lingkungan kota.
Karena, sebagaimana kau mesti pulang setiap senja,
demikian pula jiwa halusmu, yang mengembara
sendiri senantiasa.

Dia tumbuh berkembang di sinar mentari,
dia tidur di kala malam kelam dan sunyi
dalam kegelapan yang tiada sepi dari mimpi
Tidakkah rumahmu mengenal mimpi?

Dan selama bermimpi, dia tinggalkan kotamu,
Melayang terbang ke gua-gua dan bukit biru?
Alangkah dambaku menggenggam rumah-rumah
itu dalam tanganku,
bagai penyebar benih akan kutaburkan rumah ke
hutan dan ladang.

Alangkah dambaku, lembah itu menjadi jalan rayamu,
dan jalur hijau di sana, menjadi lorong kotamu.
Dan kau saling jumpa hanya setelah melintasi belukar anggur,
sehingga bajumu membawa harum perkebunan.
Dan wangi tanah menyegarkan pertemuan,
namun alangkah sayang, semua itu angan-angan
terbayang.

Di dalam kecemasan moyangmu menempatkan kau
terlampau berdekatan,
dan rasa cemas itu masih akan tinggal beberapa lama,
sebentar lagi tembok kota akan memisahkan api tungku,
dan lembah dan ngarai, ladang dan kebun-kebunmu.
Lalu sebutlah, rakyat Orphalese,
apakah yang ada di dalam rumahmu?
Dan apa yang kau lindungi di balik pintu?
Adakah padamu Kedamaian, daya kebisuan
yang memendam kekuatan insan?
Adakah padamu Angan-angan, busur-busur
gemerlapan
yang merentang bidikan ke puncak-puncak daya pikiran?
Adakah padamu Keindahan,
yang menuntun hati melalui ukiran kayu dan pahatan
sampai ke puncak sang gunung suci?

Katakan, lengkapkah ada di dalam rumahmu?
Ataukah hanya terdapat kesantaian, dan hasrat
kenikmatan di dalamnya?
Nafsu yang mula-mula datang sebagai tamu,
berubah menjadi tuan rumah,
akhirnya menjelma jadi penguasa?
Lalu sebagai penjinak, dengan lembing dan
cemetinya,
menjadikanmu bulan-bulanan, permainan
keinginan.
Walaupun tangannya sehalus sutra, hatinya sekeras baja.

Dia membius dan berdiri dekat ranjangmu,
mencemoohkan harkat martabat darah dagingmu.
Dia mentertawakan pikiran sehat dan
membungkusnya dalam kapas,
seolah-olah barang yang mudah retas,
sesungguhnyalah nafsu kenikmatan membunuh
gairah kejiwaan,
akhirnya dia menyeringai menang, ketika jenazahmu
dalam usungan.
Tetapi kau, putera puteri ruang semesta alam,
kau yang gelisah dalam peristirahatan,
tak bakal kau masuk perangkapnya ataupun
dijinakkannya.

Rumahmu tak akan menjadi sebuah sangkar,
melainkan tiang utama sebuah kapal layar.
Tiada pula ia sebagai selapis kulit ari,
yang menutupi kerawanan sebuah luka,
namun jadilah ia kelopak mata, yang memberi
perlindungan kepada netra.

Kau tak akan melipat sayapmu bila kau melalui pintu
tiada pula kau tundukkan kepala karena takut terantuk kayu,
tak pula kau harus bernafas dengan cemas,
mengkhawatirkan nafas membuat dinding retak atau retas.

Tiada kau akan mendiami peti-peti mati,
peninggalan arwah bagi yang belum saatnya
Walaupun diliputi kemewahan dan keagungan,
rumahmu bukanlah wadah kerahasiaan,
maupun wadah pengamanan keinginan.

Rabu, 04 Mei 2011

INDOBATT BAGIKAN BINGKISAN IBU NEGARA KEPADA ANAK-ANAK LEBANON



(Dier Siriene, 02/04). Satgas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau yang dikenal dengan sebutan Indonesia Battalion (INDOBATT) melalui Seksi Civilian Military Coordination (CIMIC) menyalurkan bantuan sarana kontak berupa mainan anak-anak dan buku untuk melengkapi smart car (mobil pintar) dari Ibu Negara, Ibu Ani Yudoyono yang disumbangkan melalui kunjungan Wamenhan 8 April yang lalu, (Senin,1 Mei).

Penyaluran bantuan Ibu Negara tersebut dilaksanakan melalui program smart car (mobil pintar) yang digelar di municipality (kantor pemerintahan daerah) Dier Siriene yang merupakan area operasi Kompi Charlie.

Kegiatan yang melibatkan sebanyak 35 peserta anak-anak berumur antara 5 sampai dengan 10 tahun tersebut berlangsung dengan lancar dan penuh suasana keakraban. Mayor Sus Harianto beserta Pa Project CIMIC Kapten Kal Turadhi kepada Papen INDOBATT Mayor Pasukan Banu Kusworo menjelaskan dalam kegiatan smart car tersebut digelar lomba menggambar dan mewarnai gambar. Selain itu juga diadakan lomba permainan anak-anak seperti kecepatan memasukkan benang ke dalam botol, lari dengan membawa kelereng diatas sendok menggunakan mulut serta kerjasama menari dengan menghimpit buah apel di dahi tanpa jatuh.

Kepada para pemenang lomba, INDOBATT memberikan bingkisan hadiah yang merupakan sumbangan Ibu Ani Yudoyono berupa mainan mobil-mobilan, boneka dan mainan perlengkapan medis untuk anak-anak. Selain itu juga kepada peserta lainnya dibagikan perlengkapan sekolah berupa buku. Kehadiran smart car INDOBATT sangat menghibur dan menambah keceriaan mereka untuk bisa bermain serta bergembira bersama.

Kegiatan tersebut terlaksana berkat kerjasama antara Cimic INDOBATT Mayor Harianto dengan Danki Charlie Kapten Mar Budi Wijani, Pasi CIMIC Kompi Charlie Lettu Mar Arismoko serta Mayor (Kepala Pemerintahan Daerah) Dier Siriene Mr. Wafik Kareem.

Sementara itu Komandan INDOBATT, Letkol Inf Hendy Antariksa didampingi Wadan Letkol Mar Harnoko menjelaskan kegiatan smart car dilaksanakan sebagai sarana kontak INDOBATT dengan masyarakat sekitar AOR (Area Of Responsibility). “Kegiatan semacam ini secara psikologis sangat membantu mengembalikan keceriaan anak-anak Lebanon dari trauma akibat konflik yang berkepanjangan”, ujarnya. (Papen INDOBATT-Mayor Pasukan Banu Kusworo).