Kontingen Garuda XXIII-E atau yang juga di dikenal akrab oleh kalangan masyarakat Lebanon dan kalangan UNIFIL (United Nation Interim Force In Lebanon) dengan sebutan Indobatt merupakan salah satu bentuk peran serta Indonesia pada umumnya dan TNI pada khususnya dalam usaha perdamaian dunia.
Layaknya organisasi dalam TNI, Kontingen Garuda XXIII-E juga memiliki staf-staf pembantu pimpinan dalam pelaksanaan tugasnya, salah satu staf tersebut adalah Indobatt MIO. Apa sebetulnya Indobatt MIO…? Indobatt MIO merupakan salah satu staf dalam Kontingen Garuda XXIII-E yang para personelnya berkualifikasi intelijen, baik kualifikasi intelijen pertempuran maupun intelijen strategis.
Dalam pelaksanaan tugas, Indobatt MIO berperan serta dalam tugas pokoknya yaitu penyelidikan, pengamanan dan penggalangan. Berbeda dengan pelaksanaan tugas intelijen pada umumnya, Indobatt MIO kerap melaksanakan tugas dengan cara terbuka dan tentu masih dengan menggunakan atribut Garuda XXIII-E. Pelaksanakan tugas dengan cara terbuka ini tidak membuat pencapaian tugas pokok menjadi tumpul, karena Indobatt MIO selalu berkordinasi dengan pihak-pihak intelijen setempat seperti ISF (Internal Security Forces) maupun LAF (Lebanese Armed Forces).
Setiap informasi yang didapat, kemudian dikembangkan menjadi sebuah analisa intelijen untuk disampaikan kepada G2 Sector East UNIFIL yang digunakan oleh pimpinan Sector East UNIFIL sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dalam Kontingen Garuda XXIII-E, Indobatt MIO berkekuatan 7 orang personel diantaranya adalah Mayor Inf Budi Santosa, S.Sos (Kasi Intel), Kapten Cku Sardjono Ardiyanto (Pasi Intel), Serka Eko Budi Andrianto (Basi Lid), Sertu Joko Legowo (Basi Pam), Sertu Suroto (Basi Gal), Praka Mar Bayu Dwi P. (Ta Intel) dan Pratu Rohmat Hidayat (Ta Intel/Driver). Sertu Joko Legowo